Angka Kematian Ibu dan Bayi di Banyumas Masih Tinggi, Berikut Penyebabnya

7 Februari 2024, 19:12 WIB
Dinkes Kabupaten Banyumas saat memaparkan soal angka kematian ibu dan bayi kepada Pj Bupati Banyumas. /HUMAS PEMKAB BANYUMAS

LENSA BANYUMAS - Angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Banyumas masih tinggi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas, angka kematian ibu masuk golongan 4, sedangkan angka kematian bayi berada pada golongan 3.

Hal itu disampaikan Kepala Dinkes Banyumas, dr Widyana Grehastuti dalam paparannya saat bertemu Pj Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro, di Ruang Joko Kahiman Komplek Pendopo Si Panji, Rabu (07/01/2024) pagi.

"Pada tahun 2023 di Banyumas terdapat 22.677 jumlah ibu hamil dengan hamil resti (resiko tinggi) sebanyak 6.213 atau 27.39 persen dengan 19 kasus untuk kematian ibu," papar dr Widyana Grehastuti.

Dia menuturkan, tingginya angka ibu hamil dengan resiko tinggi disebabkan oleh berbagai faktor mulai dari preeaklampsia, kurang energi kalori, anemia hingga kehamilan dengan usia lebih dari 35 tahun.

Baca Juga: Nama dan Foto Pejabat Pemkab Banyumas Dicatut Penipu, Modus Ingin Berbagi Sedekah

"Sementara pada 19 kasus kematian yang terjadi paling banyak disebabkan oleh penyakit bawaan seperti tumor otak, hepar kronis dll sebanyak 6 kasus, disusul dengan pendaharan dan pre-aklampia masing-masing 5 kasus, serta jantung, TBC dan emboli air ketuban masing-masing 1 kasus," tuturnya.

Namun demikian dari 19 kasus, 17 kasus termasuk dapat dicegah dan 2 kasus masuk dalam kategori tidak hingga ia yakin kasus kematian ibu di Banyumas dapat diturunkan pada tahun 2024.

Sementara untuk angka kematian bayi dr Widyana menuturkan terdapat 256 kasus dengan faktor penyebab tertinggi yakni bayi dengan berat badan lahir rendah sebanyak 98 kasus.

"Oleh karena itu lotus monitoring kami kedepan mengenai berat badan bayi kecil," ujarnya.

Baca Juga: Angka Stunting Indonesia Masih Tinggi, Menko PMK: Kuncinya Atasi Kemiskinan

Pj Bupati Hanung dalam arahannya mengaku prihatin dengan kondisi yang cukup tinggi untuk angka kematian ibu dan bayi di Banyumas. Ia merasa harus ada langkah cepat yang dilakukan untuk menurunkan kasus tersebut.

"Strategi harus dilakukan, dan saya ingin di tahun 2024 kasus dapat berkurang sesuai target," ujarnya.

Dia menyarankan untuk dibentuk tim penurunan angka kematian ibu dan bayi dan dilakukan evaluasi tiap minggunya yang akan ia kawal langsung.

"2024 rumuskan strategi, identifikasi masalah, rumuskan program dan siapkan timeline. Lalu jangan lupa untuk siapkan target yang harus diturunkan," ucapnya. ***

Editor: A Wahyudi

Tags

Terkini

Terpopuler