*Artikel ini ditulis oleh Cahyaningtias Purwa Andari
LENSA BANYUMAS- Mungkin kita sering mendengar istilah "mencegah lebih baik daripada mengobati". Ternyata, istilah tersebut tidak hanya berlaku dalam bidang kesehatan saja.
Dalam dunia pengawasan pemilu, gaung soal pentingnya pencegahan pelanggaran, semakin menggema. Hal tersebut bisa dilihat dari gencarnya sosialisasi dan pelatihan pencegahan Pemilu, yang sifatnya partisipatif melibatkan stakeholder dan masyarakat.
Tidak sedikit yang mempertanyakan indikator keberhasilan dari pengawasan pemilu. Apakah dari banyaknya yang ditindak atau justru sebaliknya?
Semakin banyak yang ditindak, artinya kegagalan bagi Divisi Pencegahan. Tetapi jika tidak ada yang ditindak, apakah benar pemilu ini berjalan dengan begitu mulusnya? Mari kita breakdown mengenai pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
Baca Juga: Cara Migrasi Hosting Aman, Minim Kehilangan Traffic saat Proses Berlangsung
Pencegahan Pelanggaran Pemilu
Gencarnya sosialisasi dan menjalin kemesraan di daerah yang masuk dalam Indeks Kerawanan Pemilu (IKP), bisa jadi langkah yang cantik dan halus. Daerah rawan tersebut, bukan dijadikan momok berbahaya yang harus dihindari, tetapi justru diberikan perhatian khusus.
Pola dan tren pelanggaran pemilu yang terjadi pada Pemilu dan Pilkada sebelumnya bisa menjadi acuan untuk memprediksi potensi kerawanan. Sebagaimana money politic yang kerap terjadi tiap Pemilu. Pola semacam ini masih terus berlaku untuk meraih suara dari pemilih.