Ekonom Sebut Aplikasi 'Peduli Lindungi' Masih Banyak Kekurangannya

1 Agustus 2021, 16:42 WIB
Ekonom sebut aplikasi Peduli Lindungi masih banyak kekurangannya. /Kemkominfo/

LENSA BANYUMAS - Sejak pandemi dengan gencarnya pemerintah menggelar vaksinasi, aplikasi Peduli Lindungi menjadi yang paling diburu oleh masyarakat.

Tak lain karena kebanyakan ingin melihat status dan sertifikat elektronik dari vaksin yang sudah diikutinya.

Kemudahan mendapatkan aplikasi dengan cara mengunduhnya melalui play store itulah membuat warga banyak menggunakannya.

Namun sayangnya, developer dari aplikasi Peduli Lindungi ini masih belum optimal mengembangkannya seperti penilaian ekonom dari Indef (Ekonom Institute for Development of Economics and Finance), Nailul Huda.

Baca Juga: Menkumham Luncurkan Program Humkam Peduli dan Humkam Berbagi Untuk Ringankan Beban Warga Terdampak Covid 19

Ia melihat banyak kekurangan dari apalikasi ini yang semestinya segera dibenahi oleh pihak pengembangnya.

Contohnya, aplikasi karya anak bangsa ini belum menyediakan sistem yang mencatat status bebas virus.

Misalnya, saat ke bandara perlu menunjukan kartu vaksin dan bebas virus, tetapi kartu bebas virus masih menggunakan kertas atau scan hasil dari klinik atau pihak rumah sakit.

Fitur kartu bebas virus mestinya perlu dilengkapi oleh pengembangnya, seperti artikel yang dikutip dari Antara.

Kekurangan lain pada tracking dan tracing yang katanya hanya hidup jika GPS tersambung ke aplikasi.

Artinya baik tracking maupun tracing akan mati secara otomatis jika yang bersangkutan tidak membuka aplikasinya.

Berikutnya, beberapa menu tidak ada seperti tes Covid-19 yang tidak ada pemutakhiran dan sinkron data nasional.

Yang menjadi persoalan, bisa saja seseorang yang sebelumnya pernah positif Covid tetapi status yang muncul masih berbeda.

Semestinya, aplikasi Peduli Lindungi ini juga bisa menjadi tiket bagi seseorang yang hendak berkegiatan di luar rumah.***

Editor: Ady Purwadi

Tags

Terkini

Terpopuler