Larangan Mudik Beratkan Pelaku Usaha Transportasi

- 8 April 2021, 14:06 WIB
Organisasi Angkutan Darat (Organda) / organda.or.id
Organisasi Angkutan Darat (Organda) / organda.or.id /

 

LENSA BANYUMAS - Kebijakan arangan mudik Lebaran 2021 sangat memberatkan pelaku usaha transportasi, terlebih saat ini kondisi pengusaha angkutan umum di Jawa Barat sangat memprihatinkan.

Hal itu dikatakan Ketua DPD Organda Jawa Barat Dida Suprinda saat diskusi tentang Larangan Mudik yang dilaksanakan oleh Forum Diskusi Wartawan Bandung (FDWB) di Kota Bandung, hari Kamis 8 April 2021.

"Kami mohon dengan segala hormat, semoga melalui diskusi ini suara kami didengar oleh pemerintah pusat. Kami berharap ditinjau ulang soal larangan mudik ini," ungkap Dida seperti dikutip Lensa Banyumas-PIKIRAN RAKYAT.com dari ANTARA. 

Baca Juga: Ahok Beri Sinyal ke Gibran, Pertamina Hijau Bakal Meluncur ke Solo

Menurutnya, kondisi pengusaha angkutan umum memprihatinkan, khususnya yang tergabung di Organda Jabar sudah terjadi sejak awal tahun 2020 hingga sekarang.

"Saat ini awak angkutan umum sudah sangat menjerit, karena kami harus bekerja dengan cara digilir. Sekarang jalan, besok off atau tidak jalan," ujarnya. 

Pada mulanya, kata Dida, para pengusaha berharap besar pada lebaran tahun ini bisa sedikit meraup pendapatan dengan pertimbangan saat ini banyak sektor dilakukan relaksasi

"Jadi sudah mulai melakukan aktivitas ekonomi seperti sedia kala atau sebelum terjadi pandemi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan," ucap Dida. 

Dida pun bertanya kenapa mudik dilarang, padahal mudik adalah falsafah masyarakat Indonesia satu tahun sekali.

"Perputaran uang menjelang lebaran itu ada di daerah dan bagi kami, para pengusaha angkutan, lebaran juga menjadi harapan,"tuturnya.

Organda Jawa Barat sendiri telah mempersiapkan kelaikan armada untuk lebaran tahun ini namun pemerintahi masih mengeluarkan kebijakan larangan mudik.

"Kami dari Organda Jabar tidak akan menolak (larangan mudik) karena takut dikatakan radikal. Tapi kami punya hak untuk bicara bahwa tolong pemerintah itu harus ditinjau ulang. Karena merugikan kami," tegasnya.***

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

x