Gerak Cepat Merespons Lonjakan Kasus COVID-19 di Daerah

11 Juni 2021, 10:53 WIB
Gerak Cepat Merespons Lonjakan Kasus COVID-19 di Daerah /freepick.com/

LENSA BANYUMAS - Perkembangan kasus COVID-19 pasca libur lebaran 2021 telah diprediksi sebelumnya. Beberapa wilayah seperti Kudus dan Bangkalan melaporkan kejadian luar biasa kasus COVID-19 yang mengakibatkan ruangan isolasi dan intensif di rumah sakit di dua daerah tersebut penuh.Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan bergerak cepat mendukung fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan di dua daerah tersebut untuk menekan lonjakan kasus.

“Ada beberapa tindakan yang harus dilakukan dan dibedakan. Untuk daerah-daerah dengan
kondisi lonjakan kasusnya tinggi, kita harus memberikan dukungan fasilitas kesehatan seperti
bantuan tempat tidur, alat-alat medis, termasuk mendukung persediaan obat-obatan dan
menambah alokasi tenaga kesehatan. Kemenkes juga melakukan mitigasi dan evaluasi dalam
rangka membantu manajemen pelayanan kesehatan bagi daerah-daerah yang mengalami
lonjakan kasus tinggi tersebut,” ungkap dr. Dante Saksono Harbuwono Spd. PD-KEMD, Ph.D,
Wakil Menteri Kesehatan RI dalam siaran pers yang dikirim ke Lensa Banyumas, Jumat 11 Juni 2021.

PPKM Mikro yang menjadi langkah antisipasi hingga level RT/RW juga diperketat di daerah daerah yang belum mengalami lonjakan kasus tinggi. “PPKM Mikro akan terus kita lanjutkan di 34 Provinsi, sampai kondisi waspada ini kita lampaui dan terbukti mampu menurunkan kasus COVID-19,” terang dr. Dante.

Baca Juga: Dasar Maling, Telor Lagi Jalan pun di Sikat

Pada kesempatan yang sama HM Hartopo, Bupati Kudus juga melaporkan kondisi Kudus saat
ini agak melandai kasusnya. “Memang masih ditemui permasalahan seperti perlunya tambahan
SDM kesehatan, fasilitas, dan obat-obatan. Maka dari itu, kita mulai mengalokasikan anggaran
untuk memenuhinya, sehingga di minggu depan kita bisa maksimalkan pusat-pusat isolasi
mandiri warga di Kudus,” jelasnya.

Peninjauan langsung yang dilakukan Menteri Kesehatan ke Kudus beberapa waktu lalu juga turut
mendorong vaksinasi di Kudus dengan mengalokasikan vaksin COVID-19 sebanyak 50 ribu dosis untuk mempercepat vaksinasi di daerah tersebut. “Sehingga saat ini kita melakukan vaksinasi dengan gencar-gencarnya di Kudus,” terang HM Hartopo.

HM Hartopo mengakui kejadian di Kudus diluar prediksinya dan jajarannya karena selama Kudus
melaksanakan vaksinasi sebelum lebaran, hanya ada 60 kasus COVID-19 dan semuanya tanpa
gejala. Peningkatan yang terjadi diduga akibat adanya pergerakan pemudik ke Kudus saat
lebaran 2021 lalu.

Baca Juga: Soal PTM, Pemerintah Minta Satgas Covid19 Disekolah Diaktifkan

“Evaluasi dari Pemerintah Kabupaten Kudus terhadap kejadian ini adalah menutup semua akses keluar-masuk Kadus. Apabila keperluan masyarakat tidak terlalu penting, maka warga yang ingin masuk Kudus diminta putar balik,” terangnya.

Kementerian kesehatan sendiri sudah memiliki permodelan untuk memprediksi puncak lonjakan
kasus COVID-19 pasca lebaran, “Tingkat kasus kira-kira akan berlangsung selama 6-7 minggu
dari puncak mobilisasi. Dengan penerapan PPKM Mikro dan keterlibatan masyarakat secara luas,
kita bisa menekan penularan ini,” tambah dr. Dante

Dr. Dante juga mengimbau apabila ada liburan panjang lagi, masyarakat bisa menahan diri dari
melakukan perjalanan. “Apa yang terjadi adalah tanggung jawab kita bersama. Apa yang terjadi
di Kudus tidak hanya tanggung jawab pemerintah daerah Kudus, tapi juga tanggung jawab secara
nasional untuk memberikan kontribusi yang efektif,” tegasnya.

Baca Juga: Waduh Tidak Hanya Sembako, Jasa dan Pendidikan Bakal Kena Pajak PPn

Selain di Kudus, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur juga menjadi sorotan nasional
karena jumlah keterisian rumah sakit terus bertambah. “Di RSUD Bangkalan saat ini, dari 150
tempat tidur yang kami sudah terisi 105. Itu sekitar 70% jumlah keterisiannya. Kejadian ini bermula 2 minggu pasca lebaran. Puncaknya terjadi pada Jumat dan Sabtu lalu, dengan rata rata pasien yang datang ke RSUD bergejala cukup buruk,” terang dr. Nunuk Kristianti, Kepala RSUD Bangkalan.

Tidak sampai di situ, tenaga kesehatan dan tenaga pendukung di RSUD Bangkalan juga sampai tertular COVID-19. “Yang terinfeksi hingga mencapai 20 orang, 10 orang tenaga kesehatan dan sisanya tenaga administrasi,” terang dr. Nunuk lebih lanjut.

Di Bangkalan, Kemenkes juga bergerak cepat dengan memberikan dukungan peralatan dan
fasilitas kesehatan. Selain itu, rumah sakit di Surabaya juga disiapkan untuk menjadi rumah sakit
penyangga bagi pasien rujukan COVID-19 dari Bangkalan, Madura.

“Saya mengimbau kepada masyarakat agar mengenali gejala COVID-19. Masyarakat diharapkan
agar tidak malu memeriksakan diri dan bekerja sama dalam melaksanakan testing agar turut
menekan lonjakan kasus COVID-19,” imbau dr.Nunuk.***

Editor: Cokie Sutrisno

Sumber: Lalu Hamdani/KPCPEN

Tags

Terkini

Terpopuler