Dugaan Suap di KPK, Novel Baswedan: Lebih Prihatin, yang Mengungkap Disingkirkan Pakai TWK

- 3 Juni 2021, 10:32 WIB
Novel Baswedan mengungkapkan keprihatinannya terhadap dugaan suap di KPK yang melibatkan mantan penyidik KPK, AKP  Stefanus Robin Patujju.
Novel Baswedan mengungkapkan keprihatinannya terhadap dugaan suap di KPK yang melibatkan mantan penyidik KPK, AKP Stefanus Robin Patujju. /Instagram @novelbaswedanofficial/

LENSA BANYUMAS - Mencuatnya dugaan suap dari makelar perkara yang melibatkan sejumlah oknum penyidik di KPK membuat publik tercengang.

Bahkan KPK sendiri sudah menetapkan mantan penyidiknya, AKP Stefanus Robin Patujju sebagai tersangka dalam kasus suap di lembaga anti rasuah ini.

Terungkapnya kasus dugaan suap ini langsung mengundang keprihatinan dari berbagai pihak tak ubahnya penyidik senior KPK, Novel Baswedan.

Baca Juga: Novel Baswedan dan 74 Pegawai KPK Dinonaktifkan Karena Tidak Lolos Tes Wawasan Kebangsaan

Melalui akun twitternya @nazaqistsha, Novel mengaku sedih karena masih ada orang di internal KPK yang  bermain kasus.

"Prihatin, dan sedih adanya org yg berani “main kasus” di KPK," tutur Novel pada Kamis, 3 Juni 2021seperti dikutip LensaBanyumas.Pikiran-Rakyat.com.

Tak hanya soal oknum KPK yang bermain kasus, namun keprihatinan lebih mendalam justru adanya upaya penyingkiran atas dirinya bersama dengan sejumlah rekannya.

Terlebih, dalam kasus AKP Robin, justru karena ia bersama dengan A.Damanik, Rizka dan penyidik lain yang mengungkap kasus tersebut.

Kemudian dengan alat TWK (Tes Wawasan Kebangsaan) itulah upaya penyingkiran Novel dilakukan.

"Lebih prihatin lagi krn Pak A. Damanik, Rizka, Yudi dan saya yg ungkap kasus ini justru diupayakan utk disingkirkan dgn alat TWK," tegas Novel.

Secara tak langsung apa yang disodorkan dengan polemik TWK di KPK dan munculnya kasus dugaan suap yang melibatkan penyidiknya itu seolah telah memudarkan harapan rakyat untuk pemberantasan korupsi di Bumi Pertiwi ini.

Bahkan Novel Baswedan menilai seperti ada upaya mematikan harapan pemberantasan korupsi di Indonesia.

"Harapan memberantas korupsi mau dimatikan?,"  ujarnya.***

 

Editor: Ady Purwadi

Sumber: Twitter @nazaqistsha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x