“Untuk mengurangi beban COVID-19 hingga kepada tahapan yang dengan aman memungkinkan upaya meghidupkan kembali ekonomi dan kegiatan sosial,” terang Patel.
Baca Juga: BMT Amanah Indonesia Beri Bantuan Korban Kebakaran di Wangon dan Pekuncen
Meski demikian Patel dan timnya tidak menjelaskan dengan lebih rinci kapan titik amannya
Amerika Serikat dapat menghentikan langkah pencegahan pandemi COVID-19.
“Dalam simulasi kami jika cakupan vaksinasi mencapai 75%, kami melihat tingkat infeksi virus
menurun,” ujar Patel.
Juru bicara COVID-19 dari Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mempertegas pentingnya penegakan protokol kesehatan saat vaksinasi terus dilaksanakan.
Baca Juga: Kenapa Sampah Tidak Dibuang ke Kawah Gunung Berapi ?
“Penanganan pandemi COVID-19 tidak bisa dilakukan secara tunggal. Vaksinasi harus diiring dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan agar bisa mengendalikan pandemi COVID-19,” tegas dr. Nadia.
Vaksinasi COVID-19 merupakan salah satu langkah penanganan COVID-19. Usai divaksinasi, orang tersebut memilliki risiko tiga kali lebih rendah terkena COVID-19.
dr. Nadia menambahkan bahwa, usai mendapatkan suntikan dua dosis vaksin COVID-19, kekebalan tubuh tercipta sekitar satu bulan kemudian. “Dari hasil uji klinis diketahui kekebalan optimal baru bisa didapatkan setelah 28 hari setelah penyuntikan,” terang dr. Nadia.
Oleh karena itu, meski sudah divaksin jangan sampai lengah menjalankan protokol kesehatan
3M (menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan) serta mengurangi mobilitas dan
hindari kerumuman. ***