Prof. Pratiwi menambahkan, “Vaksin adalah satu-satunya mekanisme yang dengan cepat menurunkan insiden sekaligus mengurangi risiko kematian dan risiko sakit berat akibat tertular virus COVID-19.”
Baca Juga: Kedapatan Tidak Pakai Masker, 8 Orang Kena Sangsi
Prof. Pratiwi juga mengapresiasi langkah pemerintah yang telah melakukan program vaksinasi COVID-19 secara sistematis dan memprioritaskan golongan masyarakat yang paling berisiko terkena dampaknya untuk lebih dahulu mendapatkan vaksin ini.
Untuk memenuhi target vaksinasi nasional, Bio Farma yang diberikan tugas untuk mengadakan
vaksin COVID-19 juga telah melancarkan strategi agar kebutuhan vaksin COVID-19 Indonesia
terpenuhi dalam waktu singkat.
“Bio Farma mengimpor vaksin Sinovac dalam bentuk setengah jadi (bulk). Karena apabila kita
mengimpor dalam bentuk jadi, ada keterbatasannya. Sementara kalau dalam bentuk setengah jadi maka kita akan bisa mendatangkan bahan lebih cepat,” terang dr. Mahsun Muhammadi,
MKK, Kepala Divisi Ritel dan Pelayanan Bio Farma.
Baca Juga: Artis Ini Kulonuwun Dulu Ke Banyumas Sebelum Bintangi Film Tarian Lengger Maut
Selain untuk memenuhi kebutuhan nasional dengan lebih cepat, sistem pengadaan vaksin COVID-19 dalam bentuk bulk dinilai akan meningkatkan kemampuan Indonesia untuk segera memproduksi vaksin COVID-19 mandiri.
dr. Mahsun melanjutkan, “Strategi jangka panjangnya, Indonesia pada akhirnya mampu
menciptakan vaksin dari awal sampai akhir. Tentunya Bio Farma sendirian tidak sanggup, apabila kita bergotong royong dengan berbagai lembaga penelitian dan institusi perguruan tinggi kita mampu mengembangkan vaksin merah putih yang 100% buatan Indonesia.”
Selain itu, dr. Mahsun juga mengakui bahwa Badan POM Indonesia sangat ketat dalam mengawal seluruh proses uji klinis vaksin COVID-19 agar bisa memastikan keamanan dan khasiatnya saat digunakan kepada masyarakat.
Baca Juga: Inilah Jadwal Euro 2020 yang Digelar Tahun Ini, Siap Manjakan Pecinta Sepakbola