Menata Lanskap Demokrasi: Pemilu Damai dengan Meningkatkan Pencegahan Pelanggaran Pemilu dan Public Awareness

- 6 Februari 2024, 23:56 WIB
Ilustrasi Pemilu 2024
Ilustrasi Pemilu 2024 /prfmnews/

Analogi tersebut sama halnya dengan pelanggaran Pemilu. Jika tidak dicegah, bayangkan seberapa banyak pelanggaran yang harus ditindak? Berapa banyak kegaduhan yang bisa berakibat hingga ke akar rumput?

Itukan sudah jadi tugas pengawas Pemilu untuk menindak pelanggaran? Memang betul, tetapi coba bayangkan betapa indahnya sebuah harmonisasi dan kedamaian. Daripada kita saling berseteru antara penyelenggara pemilu, peserta pemilu, dan masyarakat, saling dorong dan saling sikut, lebih baik duduk bersama sambil menikmati secangkir kopi.

Berbicara dari hati ke hati, sembari meneguk sedikit demi sedikit kopi panas ditemani kacang goreng. Rasanya, sampai pagi pun akan tidak terasa jika terjalin kemesraan antar pihak. Bukan hanya pengawas pemilu dan peserta pemilu saja yang bisa melakukan pencegahan pelanggaran pemilu, siapa saja boleh turut berpartisipasi.

Dari mesranya hubungan semua pihak, timbul rasa sungkan. Coba ingat lagi istilah "tak kenal maka tak sayang". Kalau kita saling kenal dengan baik, sudah pasti kita saling sayang. Kalau sudah sayang, hati tidak segan untuk saling menyakiti.

Strategi pencegahan tidak membutuhkan kekerasan, tetapi kelembutan hati, apalagi ditambah keaktifan, sudah pasti akan luluh. Kalau hanya setengah-setengah melakukan pendekatan, mana mungkin terjalin kemesraan.

Jangan anggap kalau tidak ada penindakan pelanggaran, pengawas pemilu tidak bekerja. Tetapi justru yang hatinya lembut-lembut ini, sudah mesra dengan potensi pelanggaran. Bagian garang-garang yang menindak Pemilu, tidak perlu sampai mengeluarkan otot. Cinta damai indah bukan?

Halaman:

Editor: Cahyaningtias Purwa Andari

Sumber: Opini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah