Menata Lanskap Demokrasi: Pemilu Damai dengan Meningkatkan Pencegahan Pelanggaran Pemilu dan Public Awareness

- 6 Februari 2024, 23:56 WIB
Ilustrasi Pemilu 2024
Ilustrasi Pemilu 2024 /prfmnews/

Partisipan yang dekat dengan rakyat menjadi sosok yang paling mampu mempersuasi, dan memahami kondisi emosional masyarakat secara langsung. Adanya Tokoh Masyarakat juga penting untuk memberikan arah perubahan persepsi masyarakat.

Interest Group yang memiliki kepentingan untuk membawa Indonesia lebih baik juga bisa dirangkul. Mendapatkan dukungan dari Pengawas Pemilu untuk melancarkan kampanye-kampanye menolak money politic.

Sasaran selanjutnya secara digital juga turut pro-aktif. Berdasarkan hasil penelitian APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) periode 2022-2023, jumlah pengguna internet di Indonesia angkanya mencapai 215,63 juta. Sementara jumlah DPT (Daftar Pemilih Tetap) di Indonesia untuk Pemilu 2024 mencapai 204,8 juta pemilih (KPU, 2023). Jumlah pengguna internet bahkan lebih banyak dari jumlah DPT di Indonesia.

Terlalu primitif jika mengindahkan kemajuan digital untuk turut mempersuasi masyarakat. Menggandeng para influencer untuk memberikan pengertian kepada netizen mengenai pentingnya Indonesia di tangan pemimpin yang menyuarakan hati rakyat.

Media sosial menjadi arena bebas untuk siapa saja menyuarakan aspirasi dan pemikirannya. Seringkali hal ini dimanfaatkan untuk melakukan political campaign dalam menggiring isu-isu strategis demi keuntungan suara bagi Peserta Pemilu. Pengawas Pemilu juga harus mampu membaca pemetaan ini, untuk menangkis kebebasan persepsi.

Fenomena munculnya buzzer politik, berita hoax, misleading, disinformation, dan sebagainya menjadi Pekerjaan Rumah yang harus diselesaikan. Terlebih adanya fenomena itu sudah terbukti mampu membentuk political identity di masyarakat. Jangan sampai memecah dan memberikan kotak pada masyarakat majemuk berdasarkan identitas.

Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika dengan 1.340 suku bangsa. Bayangkan bagaimana terpecah belahnya Indonesia jika memberikan kotak pada masing-masing perbedaan, hanya karena Pesta Demokrasi yang terjadi setiap 5 tahun sekali ini.

Baca Juga: Perbedaan Hosting dan Domain, Layaknya Rumah dan Alamatnya

Harmonisasi Pemilu

Belakangan ini, pengawasan pemilu melalui Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memang fokus pada pencegahan. Mengutip dari istilah kesehatan, bahwa pencegahan lebih baik. Bayangkan jika suatu penyakit tidak dicegah, bukan hanya kondisi fisik yang menurun, tetapi bisa saja berakibat fatal pada kematian.

Halaman:

Editor: Cahyaningtias Purwa Andari

Sumber: Opini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah